Ada
beberapa hal yang bisa menjawab pertanyaan mengapa kita perlu mengamankan
sistem komputer, antara lain :
1.
Menghindari resiko
penyusupan, kita harus memastikan bahwa system
tidak kemasukaan penyusup yang bisa membaca, menulis dan menjalankan program-program
yang bisa mengganggu atau menghancurkan system kita.
2. Mengurangi resiko ancaman, hal ini biasa
berlaku di institusi dan perusahaan swasta. Ada beberapa macam penyusup yang bisa menyerang
system yang kita miliki, antara lain :
a. Si Ingin Tahu, jenis penyusup ini pada dasarnya
tertarik menemukan jenis system yang kita gunakan.
b. Si Perusak, jenis penyusup ini ingin merusak
system yang kita gunakan atau mengubah tampilan layar yang kita buat.
c. Menyusup untuk popularitas, penyusup ini menggunakan system
kita untuk mencapai popularitas dia sendiri, semakin tinggi system keamanan
yang kita buat, semakin membuat dia penasaran. Jika dia berhasil masuk kesistem
kita maka merupakan sarana bagi dia untuk mempromosikan diri.
d. Si Pesaing, penyusup ini lebih tertarik pada
data yang ada dalam system yang kita miliki, karena dia menganggap kita
memiliki sesuatu yang dapat mengguntungkan dia secara finansial atau malah
merugikan dia (penyusup).
3. Melindungi system dari kerentanan, keretanan akan menjadikan system kita
berpotensi untuk memberikan akses yang tidak diizinkan bagi orang lain yang
tidak berhak.
4.
Melindungi system dari
gangguan alam seperti petir dan lain-lainnya.
Sejalan dengan
semakin kompleks dan semakin majunya teknologi informasi, maka akan semakin
bertambah pula resiko mengenai keamanan data dewasa ini. Bagi kita yang
terbiasa menggunakan produk Microsoft, baik itu Microsoft Windows maupun
Microsoft Office tentu akan sangat memahami hal ini. Setiap hari kita
menghadapi resiko terkena virus, baik yang melalui email maupun dari teman yang
menggunakan format Microsoft.
Melihat dari
point-point di atas, sebenarnya kenapa kita perlu menjaga keamanan komputer
adalah untuk menjaga informasi, karena informasi sudah menjadi komoditi yang
sangat penting. Bahkan ada yang mengatakan bahwa kita sudah berada disebuah
“Information based society”. Kemampuan untuk mengakses dan menyediakan
informasi secara cepat dan akurat menjadi sangat esensial bagi sebuah
organisasi, baik yang berupa organisasi komersial (perusahaan), perguruan
tinggi, lembaga pemerintahan, maupun individual.
Sangat
pentingnya nilai sebuah informasi menyebabkan seringkali informasi diinginkan
hanya boleh diakses oleh orang-orang tertentu. Jatuhnya informasi ketangan
pihak lain (misalnya pihak lawan bisnis) dapat menimbulkan kerugian bagi
pemilik informasi. Contoh informasi tentang produk yang sedang dikembangkan,
maka algoritma dan teknik-teknik yang digunakan dalam pengembangan tersebut
wajib dijaga kerahasiaannya. Untuk itu keamanan system informasi yang digunakan
harus terjamin dalam batas yang dapat diterima.
Namun dengan berkembangnya TI, jaringan komputer seperti LAN dan Internet
memungkinkan untuk menyediakan informasi yang cepat. Ini salah satu alas an
perusahaan atau organisasi mulai berbondong-bondong membuat LAN untuk system
informasinya dan menghubungkan LAN tersebut ke Internet. Terhubungnya LAN atau
komputer ke Internet membuka potensi adanya lubang keamanan (security hole) yang tadinya bisa ditutupi
dengan mekanisme keamanan secara fisik. Akibatnya kemudahan mengakses informasi
berbanding terbalik dengan tingkat keamanan system informasi itu sendiri.
Semakin tinggi tingkat keamanan semakin sulit untuk mengakses informasi.
Aspek-aspek keamanan komputer :
Inti dari keamanan komputer adalah melindungi komputer dan jaringannya dengan tujuan mengamankan informasi yang berada di dalamnya. Keamanan komputer sendiri meliputi beberapa aspek , antara lain :
- Privacy, adalah sesuatu yang bersifat rahasia(provate). Intinya adalah pencegahan agar informasi tersebut tidak diakses oleh orang yang tidak berhak. Contohnya adalah email atau file-file lain yang tidak boleh dibaca orang lain meskipun oleh administrator. Pencegahan yang mungkin dilakukan adalah dengan menggunakan teknologi enksripsi, jadi hanya pemilik informasi yang dapat mengetahui informasi yang sesungguhnya.
- Confidentiality, merupakan data yang diberikan ke pihak lain untuk tujuan khusus tetapi tetap dijaga penyebarannya. Contohnya data yang bersifat pribadi seperti : nama, alamat, no ktp, telpon dan sebagainya. Confidentiality akan terlihat apabila diminta untuk membuktikan kejahatan seseorang, apakah pemegang informasi akan memberikan infomasinya kepada orang yang memintanya atau menjaga klientnya.
- Integrity, penekanannya adalah sebuah informasi tidak boleh diubah kecuali oleh pemilik informasi. Terkadang data yang telah terenskripsipun tidak terjaga integritasnya karena ada kemungkinan chpertext dari enkripsi tersebut berubah. Contoh : Penyerangan Integritas ketika sebuah email dikirimkan ditengah jalan disadap dan diganti isinya, sehingga email yang sampai ketujuan sudah berubah.
- Autentication, ini akan dilakukan sewaktu user login dengan menggunakan nama user dan passwordnya, apakah cocok atau tidak, jika cocok diterima dan tidak akan ditolak. Ini biasanya berhubungan dengan hak akses seseorang, apakah dia pengakses yang sah atau tidak.
- Availability, aspek ini berkaitan dengan apakah sebuah data tersedia saat dibutuhkan/diperlukan. Apabila sebuah data atau informasi terlalu ketat pengamanannya akan menyulitkan dalam akses data tersebut. Disamping itu akses yang lambat juga menghambat terpenuhnya aspe availability. Serangan yang sering dilakukan pada aspek ini adalah denial of service (DoS), yaitu penggagalan service sewaktu adanya permintaan data sehingga komputer tidak bisa melayaninya. Contoh lain dari denial of service ini adalah mengirimkan request yang berlebihan sehingga menyebabkan komputer tidak bisa lagi menampung beban tersebut dan akhirnya komputer down.
Keamanan Informasi dan Perusahaan
Menurut G. J.
Simons, keamanan informasi adalah bagaimana kita
dapat mencegah penipuan (cheating) atau, paling tidak mendeteksi adanya
penipuan di sebuah system yang berbasis informasi, dimana informasinya sendiri
tidak memiliki arti fisik.
Sering kali
sulit untuk membujuk manajemen perusahaan atau pemilik system informasi untuk
melakukan investasi di bidang keamanan. Keamanan ini tidak dapat muncul demikian
saja, tetapi harus di rencanakan. Ibarat kita membangun sebuah rumah, maka
kelengkapan kunci pintu harus dimasukan ke anggaran perencanaan rumah. Demikian
pula dengan pengamanan sebuah system informasi, jika tidak kita anggarkan
diawal, kita akan dikagetkan dengan kebutuhan akan adanya perangkat pengamanan
seperti firewall, Detection system, antivirus dan lain-lainnya.
Beberapa contoh
kegiatan yang dapat dilakukan untuk merencanakan keamanan komputer :
- Hitung kerugian apabila system infomasi kita tidak bekerja selama 1 jam, selama 1 hari, 1 minggu, dan 1 bulan. (Bayangkan server detik.com tidak dapat diakses selama beberapa hari. Setiap hari dia mendapat kerugian berapa juta.
- Hitung kerugian apabila ada kesalahan informasi (data) pada system informasi yang kita miliki. Contohnya WEB kita mengumumkan harga sebuah barang yang berbeda dengan harga yang ada di toko kita.
- Hitung kerugian apabila ada data yang hilang, misalnya berapa kerugian yang diderita apabila daftar customer dan invoice hilang dari system kita dan berapa biaya rekonstruksinya kembali.
- Apakah nama baik perusahaan anda merupakan sebuah hal yang harus dilindungi? Bayangkan bila sebuah bank terkenal dengan rentannya pengamanan data-datanya, bolak balik terjadi security incidents. Tentu mengakibatkan banyak nasabah pindah ke bank lain karena takut akan keamanan uangnya.
Pengelolaan keamanan dapat dilihat dari
sisi pengelolaan resiko (risk management). Lawrie Brown menyarankan menggunakan
“Risk Management Model” untuk menghadapi ancaman (managing threats). Ada 3 komponen yang memberikan konstribusi
kepada Risk, yaitu Asset, Vulnerebilites dan Threats.
Sumber : idrizon.files.wordpress.com/.../pengertian-keamanan-komputer.doc
Tidak ada komentar:
Posting Komentar